Sabtu, 29 September 2018

Jalani Saja

Mungkin pernah kita berada di satu keadaan yang tidak berpihak pada kita. Entah prosesnya disadari atau tidak, sampai kita mendapati diri berada dalam kenyataan yang tidak menguntungkan dan membuat kita tidak nyaman. Ya, ketika yang terjadi jauh di bawah yang kita harapkan. Sebagai makhluk rasional tentu kita akan memilih untuk meninggalkan atau keluar dari keadaan itu. Saya pun pernah mendengar bahkan setuju bahwa untuk suatu hal yang tidak bisa kau kendalikan maka sudahilah - tinggalkan saja. Logika yang benar jika kita memang masih bisa memilih untuk menjalani atau tidak.

Namun jika kita tak punya pilihan itu, jika keadaan memaksa kita untuk tetap berada di sana karena satu atau banyak hal dan kita merasa tidak berdaya untuk membalikkan keadaan, maka mungkin pilihannya bukan lagi tentang manjalani atau tidak, melainkan menjalaninya dengan baik atau dengan tidak baik. Dan saya selalu setuju dengan pilihan pertama.

Mungkin itulah saatnya berkompromi, saatnya mengalahkan ego, saatnya belajar  menerima, dan saatnya belajar ikhlas agar tatap damai dan baik-baik saja. Tidak mudah memang. Tapi untuk merasa baik-baik saja dengan ketidakikhlasan lebih tidak mudah jika kita tidak mau menyebutnya tidak mungkin. Jadi jalani saja! Atau belum cukup? Jalanilah dengan baik!

Selasa, 24 April 2018

Line 2

Ya Rabb,  Tuhan Yang Maha Esa sang Mahacinta

Tuhan...
Saya yakin Kau satu-satunya pencipta yang menciptakan aku dan dia
atas takdirmu kami lahir dari keluarga yang berbeda, tumbuh dalam budaya dan lingkungan kami masing-masing dan telah membentuk pengalaman, cara pandang, pola pikir, keyakinan, hingga seluruh hidup kami

Tuhan yang maha kuasa
Saya percaya Kau mengatur langit dan bumi ini dengan super sempurna termasuk pertemuan saya dengannya

Dia dengan segala keindahan yang Kau beri telah membuat saya jatuh cinta
Dia yang membuat saya merasa terus berbunga-bunga bahkan saat seluruh dunia mengabarkan kegalauan
Dialah damai yang melenyapkan segala resah
Dia yang membuat saya tak lagi khawatir menghadapi hari esok
Dari matanya saya seakan melihat bayangan keabadian
Dialah harapan yang melenyapkan segala keputusasaan

Tuhan Yang Maha Terpuji,  Maha Sempurna
Saya bersyukur Kau mengizinkan saya bertemu salah satu manusia versi terbaik ciptaaanMu di dunia ini
Saya bahkan masih menatapnya sambil tersenyum, saat dia memalingkan wajahnya
Dengannya, karya-karya saya menjadi sempurna
Dialah cinta yang mampu menelan semua benci
Dialah keberanian yang menghapus semua rasa takut

Tuhan, saya meyakini apa yang saya rasakan padanya adalah Cinta...
darinya saya mengerti bagaimana memberi tanpa mengharap balasan apapun

Tuhan Yang Maha Mengetahui
Namun saya ingin bertanya apa maksud ayat ke 221 Surah Al-Baqarah. Dalam ayat tersebut Engkau berfirman,....
Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran.

Dan ayat ke 10 Surah Al Mumtahanah, yaitu
Hai orang-orang yang beriman, apabila datang berhijrah kepadamu perempuan-perempuan yang beriman, maka hendaklah kamu uji (keimanan) mereka. Allah lebih mengetahui tentang keimanan mereka; maka jika kamu telah mengetahui bahwa mereka (benar-benar) beriman maka janganlah kamu kembalikan mereka kepada (suami-suami mereka) orang-orang kafir. Mereka tiada halal bagi orang-orang kafir itu dan orang-orang kafir itu tiada halal pula bagi mereka. Dan berikanlah kepada (suami suami) mereka, mahar yang telah mereka bayar. Dan tiada dosa atasmu mengawini mereka apabila kamu bayar kepada mereka maharnya. Dan janganlah kamu tetap berpegang pada tali (perkawinan) dengan perempuan-perempuan kafir; dan hendaklah kamu minta mahar yang telah kamu bayar; dan hendaklah mereka meminta mahar yang telah mereka bayar. Demikianlah hukum Allah yang ditetapkan-Nya di antara kamu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

Tuhan Kaulah Sang Maha Benar, dan darimulah segala kebenaran
Namun bukankan cinta begitu agung sehingga tak bisa dibatasi dengan batas apapun yang dikonstruksi manusia

Tuhan....
Dengan keterbatasan dan segala kemanusiaan kami, atas nama perasaan yang kami yakini adalah Cinta, kami ingin terus bisa bersama

Tuhan Yang Maha Melihat
Begitu banyak hal positif dan karya yang lahir dari energi cinta kami
Dari perasan ini kami seolah bisa melakukan segalanya, kami telah menjadi energi satu sama lain ditengah keadaan yang menekan dan melelahkan
Dari perasaan ini, kami bisa saling menguatkan dalam menjalankan kewajiban yang Kau perintahkan

Tuhan Yang Maha Penyayang
Saya begitu mencintai seorang manusia ciptaanmu yang berbeda agama dengan saya
Jika sebagian besar bahkan mungkin semua manusia dan semesta mengutuk perasaan ini
Berilah petunjukmu, tak bolehkah saya dengannya? 

Kalimat-kalimat itu tertulis di salah satu lembaran buku disamping sebuah kitab suci yang masih terbuka...

Jumat, 02 Maret 2018

Jika kau merasa hidup ini tidak adil 
berarti ada sesuatu yang kau dapatkan namun belum kau hitung

Selasa, 21 Maret 2017

Note To Self

Saya tidak akan membahas tafsir Sural Al-Maidah Ayat 51, karana saya cukup tau diri…apalah saya ini yang tiap harinya cuma nonton drama korea…hehe

Masalah SARA, masalah uang, atau apalah itu, whatever yang oleh banyak orang sering disebut masalah sensitif. Hmmm, menurut saya tidak ada hal yang terlalu sensitif untuk di bahas selama kita mau membuka hati dan pikiran kita. Ya, kalau misalnya ada yang perlu dibahas, ya bahas saja, daripada dipendam terus nyessek sendiri dan saling merasa tidak enak. Yang penting cara dan niatnya baik.

Biasanya, hal menjadi sensitif karena orang-orang yang membahasnya yang gak santai, yang terlalu cepat panas hati, yang emosian, atau kata anak-anak muda “baperan”. Kalau bukan yang menyampaikan yang memang nyolot, orang yang mendengarnya yang memang lagi sensi atau dua-duanya, yang satu emang nyolot, dan satunya lagi emang anaknya lagi sensi. 

Harusnya dua-duanya bisa sama-sama santai. Orang yang menyampaikan harusnya bisa lebih ramah, lebih sopan, atau bagi mereka yang mempertanyakan suatu hal, cara nanyanya biasa aja, gak usah kayak orang lagi menginterogasi yang mengintimidasi.
 
Saya pernah dengar kalimat ini, sebrilian, sekeren, dan sespektakuler apapun gagasannya kalau cara menyampaikannya kurang baik, kita bisa kehilangan respek dari orang lain. Bahkan kebenaran pun bisa jadi menyeramkan. Yes. KOMUNIKASI. Katanya komunikasi itu bukan sekadar kata-kata melainkan sebuah tarian. Begitulah sebuah tarian yang indah dan penuh harmoni bisa diterima secara universal.

Nah, disisi lain si orang yang mendengar, harusnya bisa lebih open minded, lebih pengertian, lebih berjiwa besar. Kita sama-sama tau manusia punya keterbatasan, tapi masa sih kita masih mau membatasi lagi hati dan pikiran kita dengan arogansi dan ego, tidak mau menerima pendapat dan penjelasan orang lain.  

Intinya juga, niat dari kedua pihak harus sama-sama baik, dengan hati yang penuh kasih dan tanpa niat untuk menjatuhkan pihak lain. (Coba cek lagi, apa sih niat kita membahas atau mempertanyakan suatu hal tertentu kepada orang lain, pastikan dulu bukan karena kebencian atau ingin menyakiti).

Semoga langkah apapun yang kita ambil, niatnya berasal dari hati yang bersih, bukan dari hati yang dipenuhi dengan kebencian, bukan untuk menjatuhkan dan menyakiti siapapun, dan semangatnya adalah semangat mengasihi. Islam dan pasti semua agama mengajarkan cinta kasih. *Peace

Dan semoga kita masih bisa jatuh cinta, meski dunia di luar sana sedang mengabarkan kegalauan. Yakinlah, masih dan akan selalu ada hal indah yang bisa bikin kita jatuh cinta bahkan sampai berbunga-bunga. #SpreadThe LOVE

Senin, 13 Maret 2017

Ada

Tidak jelas dengan cara apa ia dimulai
Tanpa isyarat , tanpa kata pengantar,
tapi ku tahu hari ini ia ada
ada dengan segala keadaan dalam keberadaannya
ia menyatu dengan huruf-huruf kecil yang terus mengalun tanpa ketukan
ia menyusup ke dalam bilik-bilik kata yang
lalu menjelma menjadi lantunan kalimat berirama
di relung terdalam yang di sebut jiwa.


(2010 - 2012)


...

Aku benci dirimu seperti aku membenci malam
Karena aku hanya bisa melukismu dengan cahaya
Aku benci dirimu seperti aku membenci kejelasan
Karena aku hanya bisa melihatmu dalam kekaburan
Aku benci dirimu seperti aku membenci menyimak
Karena aku hanya bisa mendengarmu sambil lalu
Aku benci dirimu seperti aku membenci suara
Karena aku hanya bisa memanggilmu dalam diam
Aku benci dirimu seperti aku membenci kenyataan
Karena aku hanya bisa menyentuhmu dalam khayalan
Aku benci dirimu, dirimu yang nyata, dirimu yang sesungguhnya
Karena aku hanya bisa mendekap bayangmu dalam angan-angan
Jangan pernah kau sebut-sebut harapan
Karena bermimpi pun aku sudah tak bernyali


(2010 - 2012)

Klik

Klik!
Sewajar suara jentikan jari yang menggoyangkan dalam buaian
Tapi serasa tamparan berkali-kali buatku
Ibarat teriakan yang memekak memecah konsentrasiku berkeping-keping
Ternyata ribuan hari dalam dua puluhan tahun ini
Aku hanya berdiri di balik sebuah kamera amatir
Layaknya pengamat konyol tidak penting yang sibuk sendiri
Mengatur focus setengah mati
Untuk satu objek yang tidak pernah sadar kamera
Namun kupikir waktu pun lelah dengan kisah bodoh itu
Demi Tuhan,
Tidak akan ada lagi kamera amatir
Tidak ada lagi objek abadi
Tidak ada lagi pengamat autis yang hidup dalam imajinasi
Yang ada adalah skenario baru yang siap dimainkan
Dan kali ini aku sebagai pemeran utamanya


(2010)