Kamis, 28 Juni 2012

"Makna" Tak Bermakna

Kenapa harus selalu bermakna kalau waktu tidak tercipta untuk peduli?
Lagi pula siapa yang akan peduli?
Ada sisi yang terus terisi
Penuh, sesak, dan meluap
Tapi tak ada yang bisa menampung luapannya
Tak ada yang mau tahu
Tak ada yang peduli
Juga tak ada ketenangan dalam kebisuan
Apakah ia harus memaksa
Atau terus menunggu hingga semua waktupun berkhianat?
Lalu makna menjadi kepingan-kepingan usang tak bermakna.
_Kikio_

Labirin Tak Berpintu


Sekali lagi dan ini sudah untuk yang kesekian kalinya aku mengitari labirin ini. Masih tidak tahu harus menembusnya bagaimana dan dari mana. Terlalu banyak pintu. Bukan! Tapi memang tidak ada yang terlihat seperti pintu. Berkali-kali yang ku pikir itu celah ternyata hanya fatamorgana. Aku sudah meraba temboknya yang kokoh dari sisi ke sisi. Berputar-putar mencari celah yang bisa membawaku ke dalam belantaranya. Jejak-jejakku yang semula beraturan melingkar, kini berhamburan tanpa bentuk. Tidak pernah terpikir ternyata akan sesulit ini. Tidak ku sangka labirin ini sudah benar-benar mengurasku. Padahal jika ini bisa disebut penting, cukup banyak benang kusut yang harus kuluruskan agar bisa menjadi titianku untuk sampai ke sini. Lalu kalau boleh aku menyebutnya sebuah perjuangan, apakah itu telah sia-sia? Jangan sebut-sebut maju untuk menelan mentah-mentah setiap likuannya. Ini Stuck. Bahkan bersiap-siap untuk mundur. Sungguh segala rasional ku menyerah pasrah. Meski berkali-kali aku berpikir keras , tapi tetap saja aku tidak mengerti. Juga belum tahu bagaimana harus hidup dengan cara yang lain.

Mungkin berlebihan. Tapi jika ingin ku lukiskan begitulah kisahnya. Karena yang kusebut labirin itu ternyata tak berpintu.

Topeng Ilusi

Bagaimanapun waktu pernah membuatnya benar-benar hidup
Mungkin terlalu jauh jika ingin kembali
Atau memutar waktu akan terlalu berbahaya
Tapi bukankah pernah berarti ada
berbekal sekotak memori yang masih utuh
segala bentangan jarak pun sirna
aku kembali bisa menemukannya hidup
di antara kebeningan yang meneduhkan
tak ada yang berubah
semuanya masih membuatku terpana
perlahan aku menyentuhnya, menggenggamnya
lalu kubiarkan diriku lelap dalam dekapannya
beberapa detik, kemudian kembali

namun akhir-akhir ini entah kenapa perjalanan ke sana begitu mengasyikkan
ada kehangatan setiap kali aku berada di titik itu
aku tidak ingin meninggalkannya lagi
aku benci dingin yang menyergapku setiap kali aku melonggarkan dekapannya
dan kini riaknya telah membawaku ke tengah-tengah pusaran
hanyut bersama derasnya arus
di lautan ilusi tak  bertepi
_Kikio_